Dahulu, sebelum Danau Toba tercipta, daerah Toba
masih terdiri dari sebuah gunung yang dikelilingi oleh sebuah lembah dengan
aliran sungai yang sangat kecil.
Saat itu disana ada seorang pemuda yang bernama Toba dan kerjanya adalah memancing. Suatu hari Toba memancing ikan di aliran sungai tersebut, sudah seharian Toba memancing namun dia tidak ada mendapatkan seekor ikan. Dengan rasa putus asa karena matahari sudah mau terbenam Toba mencampakkan kailnya ke air yang paling dalam, tiba-tiba dia tersentak karena kailnya mendapatkan seekor ikan emas yang sangat besar. Dengan rasa bangga diapun mengangkat ikan tersebut dan beranjak hendak pulang.
Tetapi Toba tersentak kaget mendengar suara merdu dari ikan emas tersebut "Jangan bawa aku ke rumahmu untuk di sembelih, tetapi taruhlah aku di dalam sebuah gubuk kecil di ladang, dan datanglah ke sana setelah tiga hari". Toba kaget melihat ikan itu bisa berbicara, dan dia pun menuruti perkataan ikan emas tersebut.
Setelah tiba waktunya tiga hari dia pun pergi ke gubuk tersebut, Toba tersentak kaget karena dia bukan menemukan seekor ikan emas di dalam gubuk tersebut, tetapi dia menemukan seorang gadis yang sangat cantik dengan rambut panjang bagaikan mayang terurai. Dengan perasaan kaget dan kagum akan kecantikan gadis tersebut Toba bertanya kepada gadis itu "Siapa gerangan kamu dan mengapa ada di pondokku ? ", gadis itu menjawab dengan lembut "aku bernama Nauli, Putri penguasa di dalam air, aku di titip oleh Dewata untuk manusia".
Sebagai seorang pemuda Toba merayu gadis tersebut untuk mau menjadi isterinya. Gadis itu berkata "Aku mau menjadi isterimu tetapi dengan satu perjanjian. Kemelut apapun yang terjadi nanti di rumah tangga kita , kamu tidak boleh mengatakan bahwa aku adalah jelmaan dari seekor ikan, dan apabila kamu mengingkari janji tersebut, aku akan kembali wujud menjadi seekor ikan dan hidup kembali di dalam air". Toba setuju dengan perjanjian tersebut dan mereka pun menikah rumahdan tinggal di sebuah pondok.
Untuk kebutuhan hidup sehari-hari mereka bertani. Mereka hidup rukun dan damai. Setelah beberapa lama mereka dikaruniai seorang anak yang bernama Samosir.
Di suatu hari ketika anak mereka Samosir menghantarkan makanan ke ladang untuk bapaknya, Samosir terjatuh, dan makanan tersebut menjadi kotor dan bercampur debu. Samosir mengumpulkan makanan tesebut dan terus membawanya kepada ayahnya. Setelah sampai diladang, Samosir memanggil ayahnya untuk makan, tetapi dia takut untuk menceritakan apa yang dialaminya saat membawa makanan tersebut.
Ketika Ayahnya membuka makanan tersebut, dia kaget dan betul-betul marah melihat makanannya kotor dan bercampur debu. Diapun marah dan berkata kepada Samosir "dasar anak seekor ikan, bawa makanan saja tidak becus ", Samosir menangis mendengar amarah ayahnya dan langsung pulang ke rumah dan menceritakan hal ini kepada ibunya. Nauli merasa sedih mendengar laporan anaknya Samosir, diapun ikut menangis. Nauli merasa bahwa suaminya Toba telah mengingkari janjinya, Dengan rasa sedih Nauli memeluk anaknya Samosir dan mengakui secara terus terang bahwa dia memang jelmaan dari seekor ikan.
Nauli menyuruh anaknya Samosir untuk pergi ke daratan yang paling tinggi, dan mengatakan kepada Samosir bahwa akibat dari janji yang telah di ingkari oleh ayahnya maka Nauli akan kembali wujud menjadi seekor ikan. Setelah Samosir berada tepat didaratan yang paling tinggi, Nauli berdoa kepada sang pencipta untuk mengembalikan wujudnya seperti semula, maka hujan pun turun sangat deras dan berlangsung sangat lama. Air pun meluap dan menenggelamkan tempat tinggal mereka , dan menjadi danau yang sangat besar. Nauli pun berubah wujud kembali menjadi seekor ikan. Danau tersebut adalah Danau Toba, dan dataran tinggi tempat Samosir berada adalah Pulau Samosir.
Janji ( Padan : dalam bahasa Batak) adalah satu kata yang sangat penting dihayati dalam legenda ini, jangan mudah mengatakan janji kalau mudah untuk di ingkari, karena malapetaka adalah upah bagi orang yang mengingkari janjinya.
Saat itu disana ada seorang pemuda yang bernama Toba dan kerjanya adalah memancing. Suatu hari Toba memancing ikan di aliran sungai tersebut, sudah seharian Toba memancing namun dia tidak ada mendapatkan seekor ikan. Dengan rasa putus asa karena matahari sudah mau terbenam Toba mencampakkan kailnya ke air yang paling dalam, tiba-tiba dia tersentak karena kailnya mendapatkan seekor ikan emas yang sangat besar. Dengan rasa bangga diapun mengangkat ikan tersebut dan beranjak hendak pulang.
Tetapi Toba tersentak kaget mendengar suara merdu dari ikan emas tersebut "Jangan bawa aku ke rumahmu untuk di sembelih, tetapi taruhlah aku di dalam sebuah gubuk kecil di ladang, dan datanglah ke sana setelah tiga hari". Toba kaget melihat ikan itu bisa berbicara, dan dia pun menuruti perkataan ikan emas tersebut.
Setelah tiba waktunya tiga hari dia pun pergi ke gubuk tersebut, Toba tersentak kaget karena dia bukan menemukan seekor ikan emas di dalam gubuk tersebut, tetapi dia menemukan seorang gadis yang sangat cantik dengan rambut panjang bagaikan mayang terurai. Dengan perasaan kaget dan kagum akan kecantikan gadis tersebut Toba bertanya kepada gadis itu "Siapa gerangan kamu dan mengapa ada di pondokku ? ", gadis itu menjawab dengan lembut "aku bernama Nauli, Putri penguasa di dalam air, aku di titip oleh Dewata untuk manusia".
Sebagai seorang pemuda Toba merayu gadis tersebut untuk mau menjadi isterinya. Gadis itu berkata "Aku mau menjadi isterimu tetapi dengan satu perjanjian. Kemelut apapun yang terjadi nanti di rumah tangga kita , kamu tidak boleh mengatakan bahwa aku adalah jelmaan dari seekor ikan, dan apabila kamu mengingkari janji tersebut, aku akan kembali wujud menjadi seekor ikan dan hidup kembali di dalam air". Toba setuju dengan perjanjian tersebut dan mereka pun menikah rumahdan tinggal di sebuah pondok.
Untuk kebutuhan hidup sehari-hari mereka bertani. Mereka hidup rukun dan damai. Setelah beberapa lama mereka dikaruniai seorang anak yang bernama Samosir.
Di suatu hari ketika anak mereka Samosir menghantarkan makanan ke ladang untuk bapaknya, Samosir terjatuh, dan makanan tersebut menjadi kotor dan bercampur debu. Samosir mengumpulkan makanan tesebut dan terus membawanya kepada ayahnya. Setelah sampai diladang, Samosir memanggil ayahnya untuk makan, tetapi dia takut untuk menceritakan apa yang dialaminya saat membawa makanan tersebut.
Ketika Ayahnya membuka makanan tersebut, dia kaget dan betul-betul marah melihat makanannya kotor dan bercampur debu. Diapun marah dan berkata kepada Samosir "dasar anak seekor ikan, bawa makanan saja tidak becus ", Samosir menangis mendengar amarah ayahnya dan langsung pulang ke rumah dan menceritakan hal ini kepada ibunya. Nauli merasa sedih mendengar laporan anaknya Samosir, diapun ikut menangis. Nauli merasa bahwa suaminya Toba telah mengingkari janjinya, Dengan rasa sedih Nauli memeluk anaknya Samosir dan mengakui secara terus terang bahwa dia memang jelmaan dari seekor ikan.
Nauli menyuruh anaknya Samosir untuk pergi ke daratan yang paling tinggi, dan mengatakan kepada Samosir bahwa akibat dari janji yang telah di ingkari oleh ayahnya maka Nauli akan kembali wujud menjadi seekor ikan. Setelah Samosir berada tepat didaratan yang paling tinggi, Nauli berdoa kepada sang pencipta untuk mengembalikan wujudnya seperti semula, maka hujan pun turun sangat deras dan berlangsung sangat lama. Air pun meluap dan menenggelamkan tempat tinggal mereka , dan menjadi danau yang sangat besar. Nauli pun berubah wujud kembali menjadi seekor ikan. Danau tersebut adalah Danau Toba, dan dataran tinggi tempat Samosir berada adalah Pulau Samosir.
Janji ( Padan : dalam bahasa Batak) adalah satu kata yang sangat penting dihayati dalam legenda ini, jangan mudah mengatakan janji kalau mudah untuk di ingkari, karena malapetaka adalah upah bagi orang yang mengingkari janjinya.
No comments:
Post a Comment